Berbuat baik itu harus dan harus ikhlas. Itu pesan orang tua tua dan agama. Tapi,dengan kerasnya kehidupan membuat hati tak lagi mudah untuk berbuat kebaikan. dalam perjalanan menuju ke kantorku siang ini, i was stopped by an old man. He asked me can Slipi ( one place in Jakarta Barat) be reached by walking? I was a bit shocked! Slipi jauh maaan! mau gempor kaki bapak ini kalau jalan kaki ke Slipi. Rupa rupanya si bapak baru saja kecopetan di angkutan P20. Dia kehilangan dompetnya dan seluruh uangnya. Singkat cerita,si bapak yang baru saja datang dari Sukabumi sangat kebingungan karena dia harus menuju ke sebuah pabrik di Slipi untuk bekerja. Tak tega membayangkan bapak tua ini nekat ke Slipi dengan berjalan kaki,aku pun menyerahkan seluruh uang di kantong untuk si bapak. Rasanya sih cukup untuk ongkos sampai ke Slipi.
Lalu aku bergegas menuju kantor. Sepanjang jalan hatiku berkata kata.Bagaimana kalau si Bapak ternyata bohong? Bagaimana kalau ternyata si bapak hanya pura pura demi mendapatkan uang?sebuah modus kejahatan yang sering terjadi di Jakarta.
Tapi sesekali hatiku berkata,iih..nolong kok nggak ikhlas? bukan nggak ikhlas..but i just curious. Nggak mau aja kalau niat baikku menolong orang ternyata disalah gunakan. Well...begitulah yaaa...susah sekali berbuat baik dengan hati tenang di Jakarta sekarang. Berbagai macam modus kejahatan membuat orang kadang ragu untuk menolong. Hmmm...