Buat aku mengerti

I'v seen a tv show talking about 'trauma pasca perceraian'. According to one of the speaker, she said..perempuan mengalami banyak sekali benturan dalam perceraian. Benturan saat pre,saat perceraian terjadi,dan yang paling berat adalah kesan sesudahnya alias pasca perceraian. After such a long time, today i agree with the statement. I missed my naja very much.Very very very much.Tears drop,prays,and hopes are my ways to cover my sadness while away from her.
Setiap kali merenungkan keadaan yang aku dan Naja harus jalani saat ini,berbagai rasa berkecamuk.Marah,kecewa,sakit hati,sedih,bingung. Semua rasa itu tertuju pada dia (masa laluku) dan Tuhan.
Setiap kali kesedihan itu hadir,aku masih tak kunjung bisa berhenti menyalahkan masa laluku.Aku tak bisa berhenti menyalahkan sikapnya yang membuatku kini terpaksa menjalani kehidupan terpisah dengan buah hatiku demi mencari nafkah.Aku masih marah pada keputusannya yg memporak porandakan hidupku dan Naja.Aku masih menyalahkan dia.
Aku heran pada Tuhan,yang seakan tak berhenti menghukumku padahal menurutku,aku tak sebejat dia! Dia berzina,dia durhaka,dia bersumpah palsu,dia memfitnah..tapi mengapa Tuhanku tak menghukumnya? Kenapa Tuhan terus menerus menimpakan kesedihan padaku sementara seakan terlalu sayang padanya?!!
Tuhan,bisakah dengarkan aku...?
Aku rindu anakku,aku ingin kami bisa kembali menghabiskan setiap detik bersama,aku ingin selalu bisa ada di sisinya,memandikan,menyuapinya,mengajarinya bernyanyi,mengajarinya pipis di toilet..Ugh..tapi lihat dimana aku kini? Aku berada jauh dari Naja. Berjuang setengah mati mencari nafkah. Nafkah untuk Najaku.Karena aku ingin Najaku bisa hidup ,memberinya pendidikan terbaik,dan menjadikannya wanita luhur.Tapi, aku tetap selalu ingin menjadi mimi tersayang buat Naja. Ups..Tuhan,apakah aku meminta terlalu banyak??