Pages

Tuesday, February 5, 2008

" Cinta Gila..The Book Part I"

Part I


"Aaaaaaaargh..!", geram Kendra perlahan. Dia tak berani menjerit keras kendati hatinya begitu ingin melepaskan sesak di dada dan kepala. Namun, Kendra masih cukup waras untuk tidak mengejutkan Natalie bagian wardrobe dan Benu make up artis yang tentunya sudah sangat nyenyak pada waktu sepagi ini. Seharusnya Kendra juga begitu.Tapi walaupun sudah berbaring di atas kasur empuk ini sejak jam 12 malam tadi, kedua mata Kendra masih tak bisa terpejam. Otaknya seakan tak sinkron dengan kelelahan tubuhnya.

Setelah seharian shooting acara 'Tour With The Starz', mengelilingi keindahan Pulau Dewata, tubuh mungil Kendra sudah sangat lelah. Kakinya terasa kebas saking pegalnya keliling keliling seharian. Tapi otaknya seakan belum mau beristirahat. Padahal besok pagi pagi banget Kendra sudah harus bangun menyiapkan segala keperluan shooting Tour With The Starz di hari terakhir. Ya, besok adalah hari terakhir Kendra dan semua kru produksi Tour With The Starz berada di Bali setelah seminggu mereka bertungkus lumus bekerja. Oh, bukan cuma hari terakhir Kendra bersama kameraman, lightingman, wardrobe, producer, dan make up artist. Tapi besok juga merupakan hari terakhir Kendra di Bali bersama Hady..the artist!

Acara Tour With The Starz adalah sebuah acara berkonsept travelling bersama selebritis. Sudah hampir 12 episode Kendra menjalankan tugasnya sebagai Production Manager di acara ini tapi episod kali ini adalah episod yang paling mengaduk aduk hati dan pikiran Kendra dan bikin dirinya nggak bisa tidur seperti saat ini. Bukan..bukan karena perjalanan episode kali ini jauh, atau cuaca yang tidak menyenangkan, justru lokasi dan cuaca untuk episode kali ini adalah yang paling menyenangkan..setidaknya buat producer dan crew yang lain.Siapa yang nggak senang berada di Bali..gratis lagi! Sebagai pecinta Pulau Dewata,seharusnya Kendra juga menikmati keberadaannya di Bali kali ini..tapi hhhhhhhhh...! Kendra menghela nafas lagi entah untuk kali yang keberapa selama 3 jam ini.

"Ndra...lo belum tidur ya?"..suara khas orang ngantuk terdengar dari kasur sebelah. Kendra tersentak.Lamunannya berantakan. " Oh..eh..k..kok lo tau Nat ? Gue berisik ya?", Kendra gelagapan menjawap Natalie yg masih terpejam. " Hmm..berarti lo yg kentut ya..?? Bauuuuuuuu niiiiiiiiii..!" tuduh Natalie. " Ha..? masa sih ? perasaan gue gak kentut deh,Nat...Gue cuma lg ..lagi bengong aja", Kendra ragu tapi berusaha membela diri. Tengsin juga kalo dia beneran kentut dan pasti kentutnya bau banget sampe membangunkan Natalie."Pasti lo yg kentut. Gak mungkin Benu,soalnya dia kan tidur. Lagian lo kan lagi bengong..orang bengong kan gak sadar kalo kentut" tuduh Natalie setengah maksa. "yeeee..nuduh aja lo. Siapa tau Benu mimpi lagi pup..Udah ah..pagi pagi kok ngebahas kentut. Kurang kerjaan deh "! Pembahasan tentang kentut pun terhenti.Hening seketika. " Lo mikirin Hady ya,Ndra", suara Natalie sekali lagi mengejutkan Kendra yg baru mau memasuki kembali dunia khayalnya. Buset ni anak, kirain udah tidur lagi. Lagian,kok bisa bisanya nebak pikiran gue dengan tepat,ya..?

"Lo tu Nat.. sengaja ya bangun pagi pagi gini buat melemparkan tuduhan tuduhan tidak berasas gitu?". Kendra belagak marah. " Hady juga lagi mikirin lo kok", Natalie cuek dengan upaya mengalihkan topik ala Kendra. Gulp! Kendra menelan ludah dengan susah payah. " Ngarang..! lo kalau mimpi jangan suka dibawa bawa ke dunia nyata dong,Nat". Kendra sok acuh padahal hatinya deg degan. "Hhhhh...nih..".Natalie menyodorkan handphonenya yang di setting silent ke wajah Kendra. Sender : Hady Amir Natalie, udah tidur ya?sorry ganggu nih J\

Lo sekamar ama Kendra,kan? Kendra udah tidur belum? Send my goodnite to Kendra ya J. Goodnite, Nat

"Percaya..??" Natalie melotot ke wajah Kendra yang mendadak pias. "eee....",Kendra speechless. "Mm..mungkin dia mau nanyain schedule besok. G..gue belum ngasih tau tadi..er..di..dia gak punya nomer g kali".Bohong lagi. "Penting ya nanyain schedule jam..sekilas Natalie melirik jam dinding,..jam tiga pagi..? Lagian udah seminggu di produksi,masa gak punya nomer handphone Production Manager sih..? Desak Natalie. " Gue kan bukan produser. Buat apa dia nyimpen nomer gue..udah ah Nat..gak penting deh dibahas. Tidur lagi gih. Gue tidur dulu yaaaa...nguantuuk banget niih…oaaahhhm". Kendra memutar posisi memunggungi Natalie. Natalie juga balik badan. " He miss you,Ndra..", Natalie berkata lirih. Di balik punggung Natalie, jantung Kendra seakan berhenti berdetak.

**************

“Eeee..oa..eo…kembalikan Baliku padaku..Eee..Oa..Eo..kembalikan Baliku padaku..eee..”Guntuuuuurrr..berisik..!!” teriakan protes Benu si Make Up artis menghentikan dendangan ganggu Guntur. “Biarin aja,Nu..si Guntur itu lagi deg degan sebenarnya. Dia nervous mau naik pesawat ke Bali.Dia kan belum pernah naik pesawat. Makanya dia teriak teriakan gitu buat ngilangin nervousnya. Lo denger aja..udah 15 menit dia teriak teriakan,tapi lirik lagunya itu itu aja..gak maju maju. Nervous berat dia..! Wendo, sang kameraman nggak jelas misinya..antara membela atau nyela Guntur. Yang pasti,berkat penjelasan Guntur, Benu urung meneruskan ngomel ngomelnya.Wendo mungkin benar. Kalau saat ini ada yang iseng dekat dekat Guntur, pasti bisa ngeliat bawaan Guntur yang sangat heboh ! Setidaknya untuk ukuran seorang cowok yang akan ke luar kota selama seminggu.Ada buku Risalah Doa yang bagian doa sebelum bepergiannya sengaja di bookmark Guntur, trus ada semacam pas yang bisa di gantung di leher bertuliskan nama lengkap Guntur, Alamat dan nomer telfon orang terdekat, nomor asuransi dan nama perusahaannya. “Buat apaan ni,Gun? Lo kok kayak anak TK pakai pas beginian? Atau..jangan jangan lo sakit Dimensia ya? Itu lho..penyakitnya para manula..semacam lupa ingatan gitu. Lo takut ilang? “ Wendo tak tahan juga untuk tidak bertanya melihat persiapan super lengkap ala Guntur. “ Yyyaa..siap siap aja,Gun. Siapa tau…Nyawa manusia kan gak bisa ditebak. Lo tau sendiri belakangan banyak kecelakaan pesawat di Indonesia…” Guntur menjawab sok implicit. Mendengar jawaban Guntur, tak urung Wendo ngakak. “ Buseeett….!! Guntuuur..! Jadi lo tu siap siap kalau mayat lo jatuh dari pesawat ya? Pas ini untuk identitas lo gitu..???!! Hahahahhah….Gokil akut lo..!! “ “Jangan takabur lo,Do..”, Guntur merasa di lecehkan. “ Sorry..sorry. Gue sih gak berniat menghina..tapi..lo tu pikirannya suka sangat imaginative”, Wendo berusaha sekuat tenaga menghentikan tawanya. “Lagian ngapain juga lo bikin pass begini, emang lo gak punya KTP ? “ perbincangan Guntur dan Wendo tiba tiba terganggu oleh sebuah teriakan.‘Eqi…lo liat pocket camera gue gaaaaaaaaaaak? Waduuuh..dimana sih tu kamera? Bisa gagal ni acara foto bareng Hady gue niiii…!’. Kali ini giliran Natalie, bagian wardrobe yang heboh nyari kameraa yang rencana mau dipake buat berfoto sepuas puasnya sama Hady di Bali nanti. Maklum, cewek centil yang satu ini terhitung fans berat sang bintang.Malah ,kalau saja bunyinya nggak keterlaluan, Tia sudah menganggap Hady sebagai jodoh to be nya. Liat aja ruangannya..gak ada satu inci dinding pun yang nggak ketempel foto atau poster Hady. Belum CD ( Compact Disc..bukan Celana Dalam ya! ) Hady Amir. Keychain, mug..pokoknya, muka Hady Amir dimana mana. Orang bahkan bisa mengira kalau ruangan Tia adalah museum mini Hady Amir! Beralih 90 derajat ke bagian timur, terlihat pemandangan yang sangat kontras. Di antara tumpukan ‘perabotan lenong’ kru Semut Production, seorang gadis bertubuh mungil terlihat duduk anteng. Setidaknya terlihat paling santai diantara enam orang kru lain.Sambil duduk, Si mungil memeriksa backpacknya. Selembar check list ditangan membantu tugasnya.

“Kendra..kamu udah nelfon Hady? Dia udah dimana?”, sapa Mas Rudy sang produser pada si cewek mungil yang ternyata bernama Kendra. “ Oh..iya mas,tadi saya udah nelp..Hady udah di jalan.He’s on the way to the airport.Katanya ketemuan di airport aja.Mm..managernya Hady,mas Indro juga tadi telp..ngabarin dia gak bisa ikut ke Bali.Jadi, nitip Hady,katanya, jawab Kendra. “ “wah..pesannya harusnya ke Natalie tuh.hehhe. ” Mas Rudy mengedipkan sebelah matanya menggoda Nat.Yang di ledek gak berasa.Trus..peserta episode kali ini gimana,Ndra?Udah dimana dia?,Mas Rudy masih terus mengecek kesiapan produksinya.” Oh,Sabine..?Kalau dia mah udah dari Subuh di bandara,Mas.Takut ketinggalan katanya!Hehe..”. “So,guys..is everyone ready? 15 menit lagi kita berangkat ya” instruksi Mas Rudy bikin kru Semut Merah makin sigap beberes. “Siaaappp Mass….!” “Baliiii…here I come…”, Guntur sok Inggris. “Hady…come to mama” Natalie lain lagi. Semua kru Semut Merah…ready to go…!!

***********************************************************************************

“ Cut “!..kita break dulu ya..15 menit. “, instruksi dari Mas Rudy seperti oase di gurun. Soalnya cuaca di Bali lagi super panas. Panasnya menyengat sekali di kulit. Shooting di tengah jalan seperti sekarang jelas bukan sesuatu yg menyenangkan, tapi nggak ada pilihan lain. Waktu harus dimanfaatkan sebaik baiknya biar nggak mulur dan over budget. Biasa,perhitungan produksi memang sering kejam. Nat, Benu, Guntur,Wendo, sibuk dengan aktifitas istirahat masing masing. Mas Rudy sibuk memperhatikan monitor tvnya, memeriksa hasil shooting hari ini. “ Yang haus..yang haus..”, Kendra membawa minuman dingin mengelilingi satu persatu kru yang menyambutnya antusias. “Mas Hady, mau Teh Botol, Orange, apa Strawberry?” Kendra turut menawarkan ‘dagangannya’, pada Hady Amir. “Hmm.. Teh Botol kayaknya enak juga ya..Teh Botol deh. “ “Here you go,mas”. “Makasih ya Ndra..kamu tau aja kebutuhan di tengah panas terik begini. Kendra melempar senyum sok imut khasnya. By the way Ndra, .nggak usah panggil Mas ya..panggil Hady aja..biar kedengarannya lebih akrab. Lagian kok gue jadi berasa tua banget ya dipanggil,mas..kayaknya kita seumuran deh..heheh”, gantian Hady yang melempar senyum. Cuma di mata Natalie yang berdiri tak jauh dari mereka, senyuman Hady Amir itu bukan senyuman sok imut seperti punya Kendra, tapi senyuman Hady adalah senyuman yang sangat..sangat..sangat keren. Natalie jadi agak iri pada Kendra L

“eeee...!..Eh..bboooo..lo kenapa bbboooo…??!! Aduuh..tolong..tolongin dooong”. Tiba tiba terdengar teriakan panic Benu, si make up artis dari toko souvenir yang terletak tak jauh dari tempat para kru Semut Merah istirahat. Di sebelah Benu, Hady Amir yang ternyata juga berada di toko souvenir bareng Benu terlihat sempoyongan. Darah mengucur dari hidungnya. Wendo,Tia, dan Guntur sigap berlari menghampiri Benu yang kejatuhan Hady. Wendo yang berbadan tegap sigap memapah Hady.Untung Wendo sigap,kalau nggak bisa bisa Benu yang kerempeng ikutan ambruk bareng Hady. “Waduh,man..!lo kenapa,man?!”, Wendo memapah Hady yang terlihat pucat pasi menuju kursi. Yang ditanya hanya mampu meringis. Natalie paling khawatir. Maklum, namanya juga perhatian ama jodoh to be. Nat langsung tanggap apa yang harus dilakukannya.Dengan sigap, Nat mengelap keringat dingin yang bercucuran di dahi Hady sambil mengipas ngipas Hady dengan kipas mungil yang tak pernah ketinggalan di tas mungilnya. “ Aduh itu darahnya banyak banget”, Benu heboh. “ Jangan nunduk,Dy..tengadah..tengadah biar darahnya gak ngucur terus, instruksi Mas Rudy yang tiba tiba udah muncul di kerumunan panik itu”. “Waah..lo pasti panas dalam ni...mana tadi shooting juga panas panasan lagi ya..,” Sebagai producer, Mas Rudy merasa bersalah udah ngajak Hady shooting di teriknya matahari. “Nggak pa pa mas..tenang aja..hehe” Hady berusaha menenangkan orang orang yang panic melihat keadaanya.. “ Sorry..Hady mau pakai daun sirih nggak..supaya darahnya cepat berhenti ?”, Tiba tiba Kendra menyeruak di antara kerumunan kru Semut Merah. “ oiya tuh..adik gue juga sering mimisan.Sama nenek gue suka dikasi daun sirih biar darahnya berhenti”, Mas Rudy menyetujui usul Kendra. “ Boleh..”Hady setuju. Kendra sigap menggulung daun sirih hingga berbentuk bola kecil . “ Coba deh ditaro di lubang hidungnya..kayak ganjalan gitu, tapi jangan terlalu dalam. Terus kepalanya tetap tengadah.”Kendra menghulurkan daun sirih yang sudah digulung ke Hady. Hady menerima daun sirih itu dan memasukkannya perlahan ke lubang hidungnya. Wajah Hady terlihat lucu dengan daun sirih menutup sebelah lubang hidungnya. Nat sempat cekikikan perlahan melihat wajah idolanya dengan sumbatan daun sirih. Untung yang diketawain nggak marah. Hady terlihat nyaman dengan ‘gaya daun sirihnya’. Suasana menjadi sedikit tenang. “Ya udah..kita wrap up aja dulu. Kita sambung besok aja. Biar Hady istirahat dulu. Sekarang kita balik ke chalet aja”, ajak mas Rudy. Kru Semut Merah pun segera beberes. “ Dy..gue boleh foto lo lagi pakai daun sirih gitu nggak?,” pinta Natalie jail…”Hushh..Nat..lo tu ya..!” Benu nggak enak sama Hady. “ Siapa takut..?? keren juga kan gue dengan daun sirih ini? Ayo…mana cameranya?Ayo..kita foto bareng..!” Tak disangka, Hady malah bersemangat. Nat pun sigap bergaya. Hiyaaaaa…Click..!

**************************************************************************

Malam di chalet Sanur ternyata sangat menyenangkan.Angin malam bertiup lumayan bersahabat.Nggak terlalu kencang dan dingin. Malam itu, semua kru Semut Merah ngumpul di pinggir kolam renang chalet sambil barbekuan. Dilarang kelayapan malam malam apalagi ampe pulang subuh selama shooting belum selesai. Itu peraturan dari Mas Rudy. Bukan mau jadi dictator tapi Mas Rudy nggak mau para kru jadi susah bangun pagi dan shooting jadi kacau gara gara kru kurang tidur.

“ Hoi,Dy..! Ayo sini..gabung “, seru mas Rudy begitu melihat Hady dari kejauhan. Setengah berlari,Hady yang terlihat santai dengan celana Bermuda dan kaos Sponge Bobnya menghampiri kru Semut Merah yang sibuk membakar ikan,udang, dan ayam. “ Nggak alergi seafood kan,Dy?,”selidik mas Rudy. Haha..tenang mas. Kalau makanan, gue apa aja masuk.”

“Mas Rudy takut lo berdarah lagi,Dy.Hahah…”, Wendo menggoda Hady. “Sorry ya,udah ngerepotin.Gue emang lagi gak fit ni. Sebelum ke sini,malamnya gue baru pulang dari Samarinda.Biasa..ngamen. Gue janji deh..gak nimpa Benu lagi.Ya,Ben?hehehe. Gue berat gak,Ben?”. Goda Hady pada Benu yang tadi siang sempat hampir jumpalitan kejatuhan badan Hady. “Mayan…” Jawab Benu singkat karena mulutnya penuh dengan udang bakar. “ Ikan,Dy?”,tiba tiba Natalie muncul dengan sepiring penuh ikan dan udang hasil bakarannya.

“Wow..! yummy…! Thanks,Nat. Waaah..kayaknya gue bakal betah shooting nih.Kru Semut Merah tu baik baik semua ya…”,puji Hady. “Hati hatiiiiiiiiiiii….ada gula, ada semut..”, Guntur mencibir. Natalie serasa terbang ke langit ke tujuh mendengar pujian Hady. “Lo gak makan,Nat? Makan bareng yuk..?”,ajak Hady. “ Ah,gak pa pa ,Dy. Buat lo aja semuanya.Natalie lagi program diet. Dia gak boleh makan malam.Iya kan,Nat?, Jawapan Guntur membuat Natalie serasa ingin melemparnya dengan bara yang sedang panas membakar seafood di panggangan. “ Serius,Nat”? tanya Hady. Natalie gelagapan.” Er..em..nggak kok..nggak.hm..itu..Guntur bercanda. Biasa..dia suka sok lucu kalau ada artis. Biar diajakin temenan ama artis”. Hady ngakak mendengar jawaban Natalie yang langsung membuat Guntur melotot. Natalie tidak menunggu ajakan berikutnya. Makan sepiring berdua Hady Amiiiir…??? Mau doooooooooong..! Dengan gaya sok imut Natalie duduk disamping Hady. Berdua,mereka menikmati seafood yang buat Natalie adalah seafood terenak di dunia. “ Nggak foto,Nat?”Buset deh.Kru Semut Merah ini emang terlahir dengan sifat sirik kali ya.Ada aja yg nyeletuk.Kali ini Mas Rudy. Kalau nggak ingat sedang di depan Hady Amir,pasti Natalie udah ngeluarin sumpah serapah andalannya. Tapi berhubung di depan jodoh to be,Natalie harus nunjukin sikap manis. Iya dong, kalau galak galak nanti Hadynya takuuut.Natalie cuma bisa senyum manis. “ Eh..Kendra mana ya? Dia nggak ikut makan?”, tiba tiba Hady tersadar Kru Semut Merah nggak lengkap. “ Tuuuh…”. Wendo menunjuk ke sosok yang sedang asyik duduk di bebatuan,menghadap ke kolam renang.” Lagi semedi dia”, Wendo asal. Hady menyudahi makannya. “ Lho..kok udahan?”, Natalie heran. “ Diet”,goda Hady. Hady berdiri dan berjalan menuju ke tempat Kendra duduk.

  • “Is this the real life-
    Is this just fantasy-
    Caught in a landslide-
    No escape from reality-
    Open your eyes
    Look up to the skies and see-
    Im just a poor girl,i need no sympathy-
    Because Im easy come,easy go,
    A little high,little low,
    Anyway the wind blows,doesnt really matter to me,
    To me….”

( Bohemian Rhapsody by Queen )


Clap..clap..clap. Dentingan gitar Kendra spontan terhenti oleh suara tepukan. Kendra berhenti menyanyi dan langsung salah tingkah begitu melihat sosok Hady Amir berdiri tepat dibelakangnya. “ Lho..kok berhenti? Padahal aku baru mau ikutan duet,lho...”, sapaan awal Hady disambut senyum Kendra. “Nggak enak ah didengar penyanyi kondang.suaraku pas pasan”,Kendra low profile. “ Suka Queen juga?”,Hady mengambil posisi duduk tepat disebelah Kendra. “Lumayan. SukaBohemian Rhapsody tepatnya”. “Kamu main gitarnya bagus”,puji Hady lagi. “heheh..bercanda ya? Aku kan masih belajar..jadi bunyinya masih seadanya.Itu juga hasil dari maksa minta diajarin Mas Wendo.Hehe..”,Kendra memainkan dawai gitar menutupi rasa malunya. “Boleh pinjem gitarnya?” “ Sure..”Kendra menyorongkan gitarnya ke Hady. Jari Hady pun sibuk mencari cari key. Tak lama melantun melody Bohemian Rhapsody dari petikan jemari Hady. Kendra menikmatinya. “Err..by the way..makasih ya,Ndra,” ujar Hady di sela sela dentingan gitarnya. “ Umh..?” Kendra bingung dengan ucapan terima kasih Hady yang tiba tiba. “Er..itu..yang tadi siang.Makasih sirihnya…heheh..” “hahaha..”,Kendra tersenyum sopan. “Itu aja makasih. Biasa aja lah..Tugas gue juga kan mastiin semua kru produksi termasuk artisnya nyaman dan sehat”.”You did well!”,Hady seakan punya banyak stok pujian untuk Kendra. “By the way..kok bisa bisanya sih lo punya sirih di saat saat seperti itu. Biasa ya bawa sirih kemana mana? Kok lo mirip nenek gue sih..??Nenek gue kemana mana juga suka bawa sirih,soalnya nenek gue kan nyirih. Lo juga,ya..?”,goda Hady. “ Yaaaa…boleeeeeeehhh..”,jawab Kendra setengah gondok. “Belum tau kan,umur gue setua T-Rex?”, sambung Kendra. “hehehe…marah niiih..?becanda Ndra. Tapi serius..makasih banget ya. Kalau nggak ada daun sirih lo,mungkin darahnya lama keringnya.” Hady sungguh sungguh. “Noooo..Problemo..!”.Kendra malu dipuji terus.Wajahnya terasa hangat.Untung malam gelap,kalau nggak,pastu udah kelihatan wajah Kendra memerah. “Sebagai ucapan terima kasih untuk Kendra..istimewa dari gue..

“Is this the real life
Is this just fantasy
Caught in a landslide-
No escape from reality-
Open your eyes
Look up to the skies and see
Im just a poor boy,i need no sympathy-
Because Im easy come,easy go,
A little high,little low,
Anyway the wind blows,doesnt really matter to me,
To me…….


( tunggu sambungannya ya..minta commentnya juga ya)

No comments: